Postingan

Menampilkan postingan dari Januari, 2009

Teori Pembelajaran Perilaku

Seorang tokoh ternama yang sangat berperan dalam teori pembelajaran perilaku adalah B.F. Skinner. Skinner mempelajari hubungan antara tingkah laku dan konsekuensinya. Menurut skinner, belajar merupakan perubahan perilaku (Bell Gredler, 1994 : 117). Prinsip yang paling penting dalam teori belajar perilaku adalah bahwa perilaku berubah sesuai dengan konsekuensi-konsekuensi langsung dari perilaku-perilaku tersebut. Konsekuensi yang menyenangkan akan “memperkuat” perilaku, sedangkan konsekuensi-konsekuensi yang tidak menyenangkan akan “memperlemah” perilaku. Dengan kata lain, konsekuensi-konsekuensi yang menyenangkan akan meningkatkan frekuensi seseorang untuk melakukan perilaku yang serupa, sedangkan konsekuensi-konsekuensi yang tidak menyenangkan akan menurunkan frekuensi seseorang untuk melakukan perilaku yang serupa (Budayasa, 1998 : 14). Konsekuensi-konsekuensi yang menyenangkan disebut penguat (reinforcer), sedangkan konsekuensi-konsekuensi yang tidak menyenangkan disebut hukuman (p

Teori Pembelajaran Sosial

Teori pembelajaran sosial merupakan perluasan dari teori belajar perilaku yang tradisional (behavioristik). Teori pembelajaran sosial ini dikembangkan oleh Albert Bandura (1986). Teori ini menerima sebagian besar dari prinsip-prinsip teori-teori belajar perilaku, tetapi memberi lebih banyak penekanan pada efek-efek dari isyarat-isyarat pada perilaku, dan pada proses-proses mental internal. Jadi dalam teori pembelajaran sosial kita akan menggunakan penjelasan-penjelasan reinforcement eksternal dan penjelasan-penjelasan kognitif internal untuk memahami bagaimana kita belajar dari orang lain. Dalam pandangan belajar sosial “manusia” itu tidak didorong oleh kekuatan-kekuatan dari dalam dan juga tidak “dipukul” oleh stimulus-stimulus lingkungan. Teori belajar sosial menekankan, bahwa lingkungan-lingkungan yang dihadapkan pada seseorang tidak random; lingkungan-lingkungan itu kerap kali dipilih dan diubah oleh orang itu melalui perilakunya sendiri. Menurut Bandura, sebagaimana yang dikuti

PENULISAN KARYA ILMIAH

1. Pendahuluan Penulisan karya ilmiah melibatkan tiga perencanaan: isi, format dan teknik penulisan, serta bahasa. 1.1 Perencanaan Isi · Produk berpikir konseptual dan analitis · Prinsip pengklasifikasian, pembagian, dan keruntutan · Kaidah kelengkapan dan konsistensi. 1.2 Perencanaan Format dan Teknik Penulisan · Standar (Universal) · Lazim (Selingkung) · Konvensional 1.3 Perencanaan Bahasa (Ragam Ilmiah) · Nada formal dan objektif · Lazim bertitik tolak orang ketiga dan kalimat pasif · Gramatik konsisten · Berbeda dengan ragam bahasa sastra dan bahasa keseharian · Berada pada tingkat resmi, bukan tingkat keseharian (kolokial) · Berbentuk wacana pemaparan (ekspositori) · Pengungkapan dengan lengkap, jelas, ringkas, dan tepat. · Terhindar dari unsur bahasa yang usang, kolot, dan basi. · Terhindar dari ungkapan yang ekstrim dan emosional. · Terhindar dari kata-kata yang mubazir. · Sebagai alat komunikasi pikiran, bukan perasaan. · Berukuran sedang dalam panjang kalimat. · Lazim dileng

Joyful Learning sebagai Landasan Pembelajaran Siswa Aktif

Pembelajaran yang menyenangkan sebenarnya merupakan strategi, konsep dan praktik pembelajaran yang merupakan sinergi dari pembelajaran bermakna, pembelajaran kontekstual, teori konstruktivisme, pembelajaran aktif (active learning) dan psikologi perkembangan anak. Dengan demikian walaupun esensinya sama, bahkan metodologi pembelajaran yang dipilih juga sama, tetap ada spesifikasi yang berbeda terkait dengan penekanan konseptualnya yang relevan dengan perkembangan moral dan kejiwaan anak. Anak akan bersemangat dan gembira dalam belajar karena mereka tahu apa makna dan gunanya belajar, karena belajar sesuai dengan minat dan hobinya (meaningful learning) karena mereka dapat memadukan konsep pembelajaran yang sedang dipelajarinya dengan kehidupan sehari-hari, bahkan dengan berbagai topik yang sedang “in” berkembang di masyarakat. Mereka dapat belajar dari lingkungannya, baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosialnya (contextual teaching and learning). Mereka juga bergembira dalam belajar

KELAS MASA DEPAN

Gambaran kelas masa depan disampaikan oleh Gary Flewelling dan William Higginson (2003). Menurut kedua ahli tersebut gambaran kelas masa depan yang berkaitan dengan pengertian disiplin/mata pelajaran/pokok bahasan, peran dan fungsi guru, peran siswa peserta didik adalah sebagai berikut: 1. Mata pelajaran/Pokok bahasan Mata pelajaran atau dalam lingkup yang lebih kecil adalah pokok bahasan pada hakikatnya merupakan pengalaman yang berbeda-beda bagi setiap siswa, berkembang sebagai cara berpikir (way of thinking), cara untuk berkomunikasi, baik antar siswa, antar guru, antara siswa dengan guru, cara untuk memandang dunia yang memiliki hubungan yang signifikan dengan seluruh aspek pengalaman manusia. 2. Guru (i) Memberikan stimulasi kepada siswa dengan menyediakan tugas-tugas pembelajaran yang kaya (rich learning tasks) dan terancang baik untuk meningkatkan perkembangan intelektual, emosional, spiritual dan sosial. (ii) Berinteraksi dengan siswa untuk mendorong keberanian, mengilhami, men

Hakikat Pembelajaran IPA

Pada dasarnya manusia ingin tahu lebih banyak tentang IPA atau Sains, antara lain sifat sains, model sains, dan filsafat sains. Pada saat setiap orang mengakui pentingnya sains dipelajari dan dipahami, tidak semua masyarakat mendukung. Pada umumnya siswa merasa bahwa sains sulit, dan untuk mempelajari sains harus mempunyai kemampuan memadai seperti bila akan menjadi seorang ilmuan. Ada tiga alasan perlunya memahami sains antara lain, pertama bahwa kita membutuhkan lebih banyak ilmuan yang baik, kedua untuk mendapatkan penghasilan, ketiga karena tiap kurikulum menuntut untuk mempelajari sains. Mendefinisikan sains secara sederhana, singkat dan yang dapat diterima secara universal sangat sulit dibandingkan dengan mendefinisikan ilmu-ilmu lain. Beberapa ilmuwan memberikan definisi sains sesuai dengan pengamatan dan pemahamannya. Carin (1993:3) mendefinisikan science sebagai The activity of questioning and exploring the universe and finding and expressing it’s hidden order, yaitu “ Sua

MEDIA PEMBELAJARAN UNTUK PORTOFOLIO SERTIFIKASI GURU

Nama Media : Alat Peraga Peristiwa Terjadinya Siang dan Malam Nama Sekolah : SDN SIMOKERTO IV Surabaya Mata Pelajaran : IPA Kelas/Semester : IV/2 Alokasi Waktu : 2 x 45 menit (1 kali pertemuan) A. Standar Kompetensi: 9. Mendeskripsikan perubahan kenampakan bumi B. Kompetensi Dasar: 9.1 Mendeskripsikan perubahan kenampakan bumi C. Indikator: 1. Menjelaskan penyebab terjadinya siang dan malam 2. Menemukan peristiwa terjadinya siang dan malam melalui hasil percobaan dengan bola dan lilin menyala yang disimulasi menjadi bumi dan matahari 3. Mempresentasikan hasil percobaan di depan teman-temannya dengan menunjukkan kemampuan berpikir logis, kritis, dan kreatif. 4. Menunjukkan kemampuan memecahkan masalah sederhana dalam kehidupan sehari-hari dengan mengamati peristiwa terjadinya siang dan malam hari di lingkungan tempat tinggalnya. D. Alat dan Bahan Pembuatan Media: 1. Bola Plastik 2. Spidol Marker 3. Jarum 4. Penghapus Pensil dari Karet 5. Lilin 6. Korek Api E. Prosedur Pembuatan Media: (

CONTOH RPP TEMATIK SD KELAS 1

Nama Sekolah : SDN Simokerto IV Surabaya Kelas/Semester : I/1 Tema : Diri Sendiri Mata Pelajaran : IPA, Bahasa Indonesia, SBK, dan Matematika Alokasi Waktu : 5 x 35 Menit (1 x pertemuan) A. Standar Kompetensi IPA 1. Mengenal anggota tubuh dan kegunaannya, serta cara perawatannya BAHASA INDONESIA 1. Mengungkapkan pikiran, perasaan, dan informasi, secara lisan dengan perkenalan dan tegur sapa, pengenalan benda dan fungsi anggota tubuh, dan deklamasi SBK 4. Mengekspresikan diri melalui karya seni musik MATEMATIKA 1. Melakukan penjumlahan dan pengurangan bilangan sampai 20 B. Kompetensi Dasar : IPA 1.1 Mengenal bagian-bagian tubuh dan kegunaannya serta cara perawatannya BAHASA INDONESIA 2.3 Mendeskipsikan benda-benda di sekitar dan fungsi anggota tubuh dengan kalimat sederhana SBK 4.4 Melafalkan lagu anak-anak MATEMATIKA 1.1 Membilang banyak benda C. Indikator : 1. Menyebutkan masing-masing kegunaan tubuh (IPA) 2. Mendeskr

CONTOH RPP IPA SD KELAS IV (FORMAT BARU)

Nama Sekolah : SDN SIMOKERTO IV Surabaya Mata Pelajaran : IPA Kelas/Semester : IV/2 Alokasi Waktu : 4 x 35 menit (2 x pertemuan) Standar Kompetensi : Energi dan Perubahannya 7. Memahami Gaya dapat Mengubah Gerak dan/atau Bentuk Suatu Benda Kompetensi Dasar : 7.1. Menyimpulkan hasil percobaan bahwa gaya (dorongan dan tarikan) dapat mengubah gerak suatu benda. Tujuan Pembelajaran Pertemuan 1: 1. Dengan mengamati demontrasi meja yang didorong dan ditarik dan bola yang dilempar ke atas secara berulang-ulang, serta mengamati gambar pada LKS 01A tentang suatu kegiatan di sekolah, siswa dapat membuat daftar berbagai gerak suatu benda. 2. Melalui penyajian informasi tentang gaya dapat mengubah gerak benda dan contohnya dalam presentasi power point, dan siswa menghubungkannya dengan membaca ide-ide penting pada buku siswa, siswa dapat menjelaskan pengertian gaya, macam-macam, dan satuannya. Tujuan Pembelajaran Pertemuan 2: 3. Melalui kegiatan melakukan percobaan mendorong dan menarik suatu bend

Pengembangan Soft Skill dalam Pembelajaran

Atribut soft skill sebenarnya dimiliki oleh setiap orang, tetapi dalam jumlah dan kadar yang berbeda-beda. Atribut tersebut dapat berubah jika yang bersangkutan mau mengubahnya. Atribut ini juga dapat dikembangkan menjadi karakter seseorang. Bagaimana mengubah atau mengembangkannya? Tidak lain tidak bukan, harus diasah dan dipraktekkan oleh setiap individu yang belajar atau ingin mengembangkannya. Salah satu ajang yang cukup baik untuk mengembangkan soft skill adalah melalui pembelajaran dengan segala aktivitasnya dan lembaga kesiswaan. Soft skill merupakan kemampuan khusus, diantaranya meliputi social interaction, ketrampilan teknis dan managerial. Kemampuan ini adalah salah satu hal yang harus dimiliki tiap siswa dalam memasuki dunia kerja. Seperti diungkapkan Nasution (2006) dalam seminar soft skill ”Kunci Menuju Sukses” yang disenggarakan di ITS. Hakim memberikan gambaran mengenai persentase kemampuan seorang siswa yang diperoleh dari kampus mereka. Berdasarkan data yang diadopsi d

Soft Skill dan Hard Skill

Selama ini disinyalir telah terjadi kesenjangan antara dunia pendidikan tinggi dan dunia kerja. Perguruan tinggi memandang lulusan yang mempunyai kompetensi tinggi adalah mereka yang lulus dengan nilai tinggi. Sedangkan dunia kerja menganggap bahwa lulusan yang high competence adalah mereka yang mempunyai kemampuan teknis dan sikap yang baik. Kemampuan teknis adalah hard skill yang dipelajari di kelas dan di laboratorium, mereka yang belajar dengan rajin, giat, dan tekun akan memperoleh kemampuan teknis yang baik, dicerminkan salah satunya dengan nilai yang tinggi. Contohnya adalah kemampuan membuat program. Perusahaan dapat dengan segera melihat apakah seorang calon karyawan benar-benar dapat membuat program pada saat diuji. Masalahnya, mempunyai kemampuan teknis yang tinggi saja dianggap tidak cukup. Banyak kalangan industri yang mengeluhkan bahwa lulusan sekarang banyak yang kurang memiliki sikap yang baik, misalnya, tidak dapat memenuhi kontrak kerja, tidak dapat menentukan gaji pe

Interaksi Sebagai Proses Belajar Mengajar

Dalam keseluruhan proses pendidikan dan pengajaran di sekolah berlanglsung interaksi guru dan siswa dalam proses belajar mengajar yang merupakan kegiatan paling pokok. Jadi proses belajar mengajar merupakan proses kegiatan interaksi antara dua unsur manusiawi yakni siswa sebagai pihak yang belajar dan guru sebagai pihak yang mengajar. Dalam proses interaksi tersebut dibutuhkan komponen pendukung (ciri-ciri interaksi edukatif) yaitu (1) Interaksi belajar mengajar memiliki tujuan : yakni untuk membantu anak dalam suatu perkembangan tertentu. Interaksi belajar mengajar sadar tujuan, dengan menempatkan siswa sebagai pusat perhatian siswa mempunyai tujuan, (2) Ada suatu prosedur (jalannya interaksi) yang direncanakan, didesain untuk mencapai tujuan yang telah dilaksanakan. Dalam melakukan interaksi perlu adanya prosedur, atau langkah-langkah sistematik yang relevan, (3) Interaksi belajar mengajar ditandai dengan satu penggarapan materi yang khusus. Materi didesain sehingga dapat mencapai

Teori Yang Melandasi Pembelajaran Sains

Dalam mempelajari IPA banyak menerapkan konsep dasar dan prinsip dasar, maka siswa dituntut untuk berfikir secara ilmiah dan memiliki sifat ilmiah, oleh karena itu penggunaan pendekatan keterampilan proses sangat tepat dilakukan. Hal ini dapat diwujudkan melalui penerapan teori pembelajaran kognitif yang dalam psikologi pendidikan dikelompokkan dalam teori konstruktivisme dan memberikan penjelasan tentang pembelajaran yang berpusat pada proses mental yang sulit diamati. 1. Teori Konstruktivisme Belajar lebih dari sekedar mengingat. Bagi siswa, untuk benar-benar mengerti dan dapat menerapkan ilmu pengetahuan, mereka harus bekerja untuk memecahkan masalah, menemukan sesuatu bagi diri mereka sendiri, dan selalu bergulat dengan ide-ide. Tugas pendidikan tidak hanya menuangkan atau menjejalkan sejumlah informasi ke dalam benak siswa, tetapi mengusahakan bagaimana agar konsep-konsep penting dan sangat berguna tertanam kuat dalam benak siswa. Teori yang dikenal dengan constructi

Pentingnya Soft Skill dalam Kehidupan

Ada pelajaran menarik dari buku Lesson from The Top karya Neff dan Citrin (1999). Pada tahap pertama, penulis buku itu meminta kepada sekitar 500 orang (CEO dari berbagai perusahaan, LSM, dekan, dan rektor perguruan tinggi) agar menominasikan 50 nama orang yang dianggap tersukses di AS. Mereka antara lain Jack Welch (General Electric), Bill Gates (Microsoft), Andy Grove (Intel), Lou Gerstner (IBM), Michael Dell (Dell Computer), Mike Armstrong (AT&T), John Chambers (Cisco System), dan Frederick Smith (Federal Express). Tahap berikutnya, penulis buku itu mewawancarai 50 orang terpilih tersebut. Selain memuat hasil wawancara, buku itu juga menampilkan satu bab simpulan yang memuat 10 kiat sukses yang menurut 50 orang tersebut paling penting. Sepuluh kiat sukses itu, kebanyakan menyebutkan pentingnya memiliki keterampilan lunak sebagai syarat sukses di dunia kerja. Mereka juga sepakat, yang paling menentukan kesuksesan bukanlah keterampilan teknis, melainkan kualitas diri yang termasuk

Portofolio dalam Pembelajaran

Portofolio merupakan koleksi dari pekerjaan‑pekerjaan siswa sebagai bukti kemajuan siswa atau kelompok siswa, bukti prestasi, keterampilan, dan sikap siswa. Portofolio menampilkan pekerjaan siswa yang terbaik atau karya siswa yang paling berarti sebagai hasil kegiatannya sehingga mengilustrasikan kemajuan belajar siswa. Portofolio merupakan satu cara agar dalam diri siswa tumbuh kepercayaan diri bahwa dia mampu mengerjakan tugas. Dengan tumbuhnya kepercayaan diri pada diri siswa diharapkan dapat memotivasinya untuk mencari pengetahuan dan pemahaman sendiri serta berkreasi dan terbuka ide‑ide baru yang mereka lakukan dalam kegiatan pembelajarnya. Ada beberapa hal yang dapat dilakukan guru dalam mengembangkan portofolio siswa, diantaranya: 1. Asesmen portofolio dilakukan sebagai pengajaran praktik dan mempunyai beberapa standar perencanaan yang kuat, yakni mendorong adanya interaksi antar lingkungan terkait seperti interaksi antar siswa, guru dan masyarakat yang saling melengkapi serta m

Latar Belakang Teoretik dan Empirik Pengajaran Langsung

A. Analisis Sistem Analisis sistem berasal dari berbagai bidang pengetahuan, mempelajari hubungan yang terdapat pada komponen-komponen yang saling bergantung dan merupakan satu kesatuan. Di dalam bidang pengajaran dan pembelajaran, analisis sistem menekankan bagaimana pengorganisasian pengetahuan dan keterampilan, dan bagaimana menguraikan secara sistematik keterampilan kompleks dan ide-ide menjadi komponen-komponen sehingga dapat diajarkan secara berurutan. B. Teori Pemodelan Tingkah Laku Teori belajar yang paling banyak memberikan sumbangan pada model pengajaran langsung adalah teori belajar sosial. Teori belajar sosial disebut juga belajar melalui observasi atau dalam buku Arends disebut teori pemodelan tingkah laku. Pemodelan merupakan salah satu dari tujuh komponen utama pendekatan pengajaran kontekstual (Contextual Teaching and Learning) atau CTL (Depdiknas, 2002: 16). Dalam sebuah pembelajaran keterampilan atau pengetahuan tertentu, ada model yang dapat

MODEL PENGAJARAN LANGSUNG

PENGAJARAN LANGSUNG Saya kurang sependapat bila ada yang menyatakan pengajaran langsung identik dengan pengajaran ceramah. Memang pengajaran langsung didesain berorientasi pada guru. Dalam praktiknya sangat bergantung pada kemampuan guru mengelola pembelajaran. Pengajaran ini relevan bagi guru yang ingin mengajar eksprimen atau percobaan. Model pengajaran langsung (Direct Instruction) merupakan salah satu model pengajaran yang dirancang khusus untuk mengembangkan belajar siswa tentang pengetahuan prosedural dan pengetahuan deklaratif yang terstruktur dengan baik dan dapat dipelajari selangkah demi selangkah (Kardi dan Nur, 2000: 5). Hal ini juga senada dengan pendapat Arends (1997: 66) yang mengatakan 'The direct instruction model was specifically designed to promote student learning of procedural knowledge and declarative knowledge that is well structured and can be taught in a step-­by‑step fashion." Adapun yang dimaksud dengan pengetahuan deklaratif (dapat diungk